Seperti dilansir Reuters, 18 Februari 2014, mesin ATM bernama The Kiosks akan berlokasi di Settle dan Austin, serta Texas. Mesin itu hampir mirip mesin ATM konvensional, namun dilengkapsi mesin scaner yang membaca kartu identitas resmi yang diterbitkan pemerintah seperti surat izin mengemudi atau paspor. Scaner itu untuk mengonfirmasi identitas pengguna ATM. (Baca juga : AS Dakwa Pemilik Silk Road dengan Banyak Pasal)
Robocoin merupakan perusahaan yang pertama kali membuka ATM Bitcoin di dunia. Perusahaan yang berbasis di Las Vegas itu pertama kali membuka ATM Bitcoin di Vancouver, Kanada musim gugur lalu dan segera membuka ATM di Calgary, Alberta akhir bulan ini. Perusahaan itu juga berencana membuka ATM Bitcoin di Asia dan Eropa.
Mesin ATM Bitcoin akan membuat masyarakat bisa melakukan penukaran uang tunai ke bitcoin, atau menukar uang di tabungan ke bitcoin dengan cara mentransfer dana ke atau dari dompet virtual melalui telepon pintar mereka. Bitcoin mulai diluncurkan sejak 2008 dan diperdagangkan melalui jaringan komputer global. Hingga saat ini mata uang itu belum mendapatkan dukungan legal dari pemerintah di negara manapun di dunia. (Lihat juga : Ditangkap, Petinggi Bitcoin Didakwa Pencucian Uang)
Seorang pengusaha penukaran mata uang tunai ke Bitcoin di Singapura, Zann Kwann, pada awal Februari lalu juga menyatakan akan meluncurkan mesin ATM Bitcoin pertama di negaranya. Mesin itu akan membantu memudahkan masyarakat Singapura dalam menukarkan mata uang tunai menjadi Bitcoin. Langkah itu seiring tumbuhnya pengguna Bitcoin di Singapura. Dia menargetkan akan membuka empat mesin ATM di Singapura hingga akhir tahun ini.
Bitcoin, saat ini sedang menghadapi serangan dari regulator dan peretas (hacker). Ancaman paling fundamental yang dihadapi Bitcoin adalah kemampuan peranti lunak mata uang itu menghadapi serangan para peretas ketika transaksi pengiriman antar rekening digital dilakukan. Aksi para hacker telah mengakibatkan beberapa bursa perdagangan Bitcoin terbesar tutup pekan lalu. Kondisi itu memunculkan keraguan soal sistem keamanan jaringan yang dibangun Bitcoin. Sistem perangkat lunak Bitcoin terbukti rapuh dari serangan para peretas. (Berita terkait : BI: Penggunaan Bitcoin Melanggar Undang-undang)
Secara bersamaan, saat ini para regulator di beberapa negara sedang menyiapkan regulasi soal mata uang virtual yang akan mengancam keberadaan Bitcoin. Kondisi itu membuat Bitcoin sedang dalam masa krisis. Serangan-serangan terhadap Bitcoin itu telah mengakibatkan nilai perdagangannya semakin anjlok. Pada Jumat pekan lalu, Bitcoin diperdagangkan di level US$ 530 turun dari perdagangan Senin pekan lalu US$ 700. Nilai perdagangan akhir pekan lalu anjlok 56 persen dibandingkan pada Desember 2013 sebesar US$ 1.200. (Sumber: Tempo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar